Breaking News

100 Hari Pemerintahan SANTUN: Bukti Komitmen pada Prinsip “Leave No One Behind”

Imran Alwi. Fuad ketika mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai Wartawan Muda di Manokwari, Papua Barat di Tahun 2022.
Oleh: Imran Alwi. Fuad


100 hari masa kerja Pemerintahan SANTUN (Samaun Dahlan dan Donatus Nimbitkendik). Seratus hari pertama bukanlah akhir, namun sebuah pondasi awal yang sangat menentukan arah ke depan. Saya tidak ingin mengurai satu per satu capaian program quick wins mereka—karena saya yakin, warga Fakfak sudah bisa menilainya sendiri. Yang ingin saya soroti adalah roh dari seluruh gerak pembangunan ini: prinsip "Leave No One Behind" atau dalam bahasa kita, tidak boleh meninggalkan siapapun.

Bupati Samaun Dahlan berulang kali menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif. Pemerintah SANTUN paham betul bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi adalah tantangan utama di Fakfak. Maka tak heran, 32 program yang dijalankan selama 100 hari ini dirancang untuk menjawab tantangan itu—dari investasi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga perumahan—semuanya dirancang untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan.

Yang menarik, prinsip inklusif ini tidak hanya retorika. Ia hadir nyata lewat:

✅ Realokasi anggaran Otsus dari “don’t” menjadi “do” — berpihak pada kebutuhan riil masyarakat.

✅ Penguatan pelayanan dasar dan pemberdayaan kelompok rentan — sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan martabat Orang Asli Papua (OAP).

✅ Fokus pada keberlanjutan pembangunan — agar manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi mendatang.

Sebagai seseorang yang cukup mengikuti dinamika pelaksanaan Otonomi Khusus Papua, saya melihat bahwa Pemerintah SANTUN memiliki pemahaman komprehensif dalam membumikan semangat Otsus ke dalam kebijakan nyata dan tepat sasaran. Ini bukan sekadar janji kampanye, ini tentang mengangkat harkat dan martabat.

Karena memang, tidak ada satu pun pemerintahan di Tanah Papua yang bisa disebut berhasil, jika tidak menjadikan percepatan pemerataan dan keadilan bagi OAP sebagai prioritas utama. Itulah amanah negara, itulah jiwa dari Otsus.

Seratus hari telah berlalu, dan jalan masih panjang. Tapi jika prinsip "Leave No One Behind" terus dipegang teguh, saya optimis: Fakfak bisa menjadi contoh pembangunan yang adil, setara, dan bermartabat bagi seluruh Indonesia Timur.

Karena di era ini, prinsip “siapa dapat apa” sudah tidak relevan lagi. Yang relevan adalah: siapa bisa bangkit bersama siapa.

---

📌 Suara Hati Anak Jalanan

✍️ Goresan Pena: Imran Alwi. Fuad

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close